kopi pahit numpang beken
Adalah sebuah film full animasi pertama buatan Indonesia, klaim mereka. Tapi saya tidak terlalu peduli. Yang jelas film itu sudah merupakan suatu gebrakan cukup berani terlepas jalan ceritanya masih terlalu sederhana dan kurang begitu menarik (tidak membuat tertawa, terpukau atau bahkan menangis).
Dan saya di sini mencoba membuatkan sebuah naskah tentang petualangan Oji Si Bajing dan Duma Si Lebah yang agak menggelitik, jenaka, atau malah kocak abis.
Petualangan fable berlatar hutan tropis Indonesia sekitar tahun 60-an ketika pembangunan kota belum sedahsyat sekarang. Dengan tokoh utama seekor bajing lucu bernama Oji, bermata dua, berkuping dua, satu
moncong tak banyak bicara namun baunya luar biasa, kucel, lusuh, hidup pula. Menyedihkan memang, namun apa daya, itulah dia Oji Si Bajing Bujang.
Kenapa dia diberi nama Oji, tak ada yang tahu. Dari dulu sudah begitu panggilannya. Mau bertanya pada ibunya, sudah susah, karena Oji kecil kehilangan orang tua sejak masih bayi. Oji merupakan satu-satunya bajing (yang masih bujang) di hutan itu. Keluarganya yang lain disinyalir tidak berasal dari hutan itu, Oji hanyalah bajing sebatang kara yang tersesat ke lain hutan. Mungkin saja anggota keluarganya yang lain berasal dari hutan di Australia atau dari mana gitu, yang jelas bukan Indonesia. Tapi karena sudah kadung tinggal dan lama menetap, Oji pun fasih berbahasa satwa Indonesia.
Ada yang lucu dari Oji. Dia berbeda dengan bajing-bajing lainnya masalah cita-cita. Ia mempunyai cita-cita menjadi seorang Punk-Rock-Star, yang biar lusuh dan berantakan tapi tetap banyak yang suka malahan nge-fans.
Suatu hari ia juga pernah melakukan sebuah usaha yang belum pernah dilakukan bajing sebelumnya, yaitu mencoba keluar dari hutan dan pergi kuliah (???). Mengherankan memang, tapi itulah Oji, tidak bisa ditebak. Ketika ditanya apa alasannya kuliah ia malah menjawab, “Manusia bilang di kampus mereka ada ayam-ayam yang jauh lebih menarik dibanding ayam hutan.”
Jawabannya itu sempat membuat teman-teman yang lain seperti orang utan, gajah, juga ingin pergi kuliah. Tapi mereka semua sadar mereka tak akan sanggup. Apalagi setelah mereka mendengar kabar kalau manusia yang mendarat di bulan waktu itu hanyalah tipuan, mereka semakin yakin kalau mereka tidak bisa melakukan tipuan seperti itu. (pengarang mulai benar-benar mengarang)
Hal menarik lain tentang Oji adalah kisah asmaranya yang ternyata berjalan tidak semulus pantatnya sewaktu bayi, makanya dia masih bujang.
Kisah asmara yang paling tidak bisa ia lupakan adalah ketika ia sempat ‘jadian’ dengan Si Burung Camar yang suaranya merdu itu.
Dan semua kenangan itu membawanya kembali ke suatu waktu. Suatu sore yang indah. Di tepi pantai.
Jadi gini..
Suatu hari, dikala Oji tengah duduk di tepi pantai.. (bukan lagunya bang Iwan, ini cerita)
Dan memandang ombak di lautan yang kian berderu. (tokoh kedua mulai muncul)
Burung camar terbang tinggi lalu menghampiri Oji. Dan berkata, ia berkata lirih dan sangat hati-hati berbisik di kuping Oji,”Aku telat 3 bulan.”
Praktis Oji cengo. Dia bingung abis. Padahal seingatnya tak sekalipun ia pernah menjamah si camar selama 8 bulan 2 minggu lewat 3 hari hubungan mereka, atau waktu itu ia sedang mabuk sehingga tak sadar, Oji membatin.
“Maksud kamu apa sayang?” Tanya Oji yang agak heran sambil menggaruk-garuk pantat saking bingungnya.
Kemudian seekor camar jantan gagah menghampiri camarnya Oji.
Akhir cerita kedua camar kasmaran yang MBA (Married By Accident) itu pergi terbang ke selatan meninggalkan Oji yang mulai meneteskan air mata,”Hhuaa!!!”
Dasar bajing cengeng.
Semenjak itu Oji menjadi agak depresi. Dia jadi sangat takut jatuh cinta, terutama dengan camar berbodi bohai. Dia memilih untuk menjadi jomblo beberapa waktu. Sampai ia benar-benar berani lagi mengarungi samudera cinta yang luas tak bertepi.
Cinta memang penderitaannya tiada akhir, gumamnya dalam hati mengutip kata-kata Chu Pat Khai alias Panglima Tien Feng. Penghianatan yang begitu besar meninggalkan luka di hatinya.
Oji frustasi berat ditinggal cinta, bajing stress ini pun berniat melampiaskan kekesalannya dengan menjadi pengguna obat-obat terlarang, tapi gak lucu kalo nanti di surat kabar ada berita bajing mati gara-gara overdosis kenari busuk. Mungkin ia akan memilih menjadi pembunuh yang memutilasi korbannya menjadi 36 potong sebelum akhirnya di buang ke sungai.
Sampai suatu hari yang cerah, bajing ini tengah duduk-duduk dengan kawannya dan ngobrol ngaler-ngidul. Kawannya bercerita tentang seorang gadis di kampungnya. Gadis itu begitu setia dengan kekasihnya, kesetiaanya sungguh luar biasa.
Singkat cerita gadis itu sampai hamil di luar nikah oleh kekasihnya itu (sesuatu hal yang biasa dalam dunia perbajingan). Sesame bajing kan itu biasa. Beruntung sekali gadis itu, kekasihnya mau bertanggungjawab, singkat cerita mereka akan segera menikah, ketika itu kandungan bayi sudah 3 bulan.
Namun malang tak dapat di cegah untung tak dapat diraih, sehari sebelum prosesi akad pernikahan sang bajing jantan tewas mengenaskan. Dia tanpa sengaja masuk ke mesin penggilingan kayu. Benar kata pepatah, sepandai-pandainya bajing melompat pasti akan terjatuh juga. Sial kuadrat dia mendarat di mesin yang begitu, jasadnya hancur seketika.
Tapi sang gadis yang sudah tak gadis itu tetap tegar. Dia tetap setia menanti cintanya itu. Dia percaya bahwa reinkarnasi itu ada, dan sampai kapan pun dia akan tetap setia.
No comments:
Post a Comment
ailahkan anda memberi komentar disini dengan bijaksana